Senin, 15 April 2013

Resensi Serigala Terakhir


Disebuah pinggiran Jakarta dengan sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale (Fathir Muchtar), Jarot (Vino G. Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), dan Jago (Dallas Pratama). Ale adalah sosok yang paling menonjol di antara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.
Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau itu tertancap ditubuh lawan, rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.
Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya. Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.
Intrik demi intrik pun semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya (Fanny Fabriana), adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.Ale mati. Jarot pun membunuh dua temannya. Akhirnya Jarot pun juga mati terbunuh.

Senin, 01 April 2013

Menikmati Jakarta di malam hari


Menikamti Jakarta di malam hari
Akhir pekan menjadi libur yang ditunggu-tunggu. Bagi anda yang tidak bisa berlibur ke luar kota, bisa leluasa menikmati keindahan Jakarta khususnya saat malam hari. Inilah cara asyik habiskan malam di Jakarta. 
Saat malam hari, tak akan ada antrean pekerja di halte Trans Jakarta, kemacetan di jalan-jalan protokol, dan lain-lain. 

Namun, tidak semua warga Jakarta bisa berlibur ke luar kota atau negeri. Nah, bagi Anda yang tidak bisa berlibur bisa memanfaatkan waktu ini untuk keliling dan menikmati keindahan Kota Jakarta saat malam hari. Jakarta akan terlihat lebih cantik.


1. Menikmati malam di Monas
Saat long weekend, ada yang berbeda di pelataran Monas. Saat malam, muda-mudi yang memadu kasih, pedagang kaki lima, dan berbagai komunitas, saat hari libur pelataran Monas akan dipenuhi pedagang-pedagang atau dikenal dengan pasar kaget.

Tidak hanya makanan, pelancong bisa berbelanja kaos, aksesoris, dan masih banyak lagi. Anak-anak pun bisa bermain dan berlari-larian di area sekitaran Monas. Selain itu, malam hari di Monas juga semakin meriah dengan banyaknya atraksi yang disuguhkan para seniman jalanan. Mulai dari ondel-ondel, debus akrobatik, dan pengamen-pengamen semua ada di sini.

Tapi ingat, bila suasana ramai jaga barang bawaan. Jangan sampai ada yang hilang atau mungkin Anda terpisah dari teman-teman yang lain.



2. Jelajah Kota Tua malam hari
Kota Tua dapat dinikmati secara berbeda di Malam Hari, penataan sinar lampu di setiap sudut kota yang remang-remang membuat suasana terasa berbeda dengan kita menikmatinya di siang hari.Kota Tua menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa hebatnya karena kaya akan gedung-gedung peninggalan kolonial yang bersejarah dengan arsitektur Eropa tempo dulu. Amat disayangkan, pemerintah dalam hal ini Pemda DKI Jakarta kurang jeli menangkap peluang ini. Memang di beberapa tempat telah dilakukan perbaikan namun perawatannya terasa kurang memadai, hal ini dapat terlihat dari beberapa bangunan tua yang memiliki kondisi rusak parah. Perbuatan vandalisme oleh oknum masyarakat, turut andil membuat kawasan Kota Tua berkesan kumuh dan kurang aman. Padahal Oleh karena itu, harusnya menjadi tekad bersama untuk melestarikan Kota Tua sehingga dapat dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang.

http://arahkompas.blogspot.com/2010/02/kota-tua-night.html